Desa Pitu- Desa Pitu menggelar acara pelatihan inovatif yang berfokus pada pengenalan teknologi tepat guna di bidang pertanian. Acara ini berlangsung pada Rabu, 17 September 2025, bertempat di Balai Desa Pitu. Pelatihan yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB ini diikuti dengan antusias oleh 65 peserta, yang terdiri dari para petani dan warga desa setempat.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Camat Pitu, yang menekankan pentingnya adopsi teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan. Turut hadir dalam acara ini adalah Kasi Pemerintahan Kecamatan Pitu, Kepala Desa Pitu, Danposramil, Babinsa, Babinkamtibmas, anggota BPD, dan pendamping desa. Kehadiran para tokoh ini menunjukkan dukungan penuh pemerintah dan aparat terhadap kemajuan sektor pertanian di Desa Pitu.
Kepala Desa Pitu, Ibu Rasmiati, menyatakan harapannya agar ilmu yang didapat dari pelatihan ini dapat segera diterapkan oleh para petani. "Kami berharap dengan adanya pelatihan ini, petani di Desa Pitu bisa lebih mandiri, memanfaatkan sumber daya lokal, dan menghasilkan produk pertanian yang lebih sehat dan berkualitas. Ini adalah langkah kecil menuju pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan," ujarnya.
Banbinsa dan Babinkabtimas memberikan dukungan dan informasi tentang keterlibatan POLRI dan TNI dalam menjaga pertanian Indonesia agar Ngawi terus menjadi Lumbung pangan Nasional.
Dalam pelatihan ini, Bapak Suwandi PPL Kecamatan Pitu membekali pengetahuan dan keterampilan praktis mengenai tiga topik utama yang sangat relevan dengan kebutuhan petani saat ini. Materi pertama adalah pembuatan herbisida alami yang ramah lingkungan. Ini menjadi solusi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada produk kimia yang sering kali berdampak negatif pada kesehatan tanah.
Selanjutnya, peserta juga diajarkan cara membuat asam amino dari bahan-bahan sederhana yang bisa ditemukan di sekitar desa. Asam amino ini berfungsi sebagai nutrisi tambahan untuk tanaman, membantu mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kualitas hasil panen.
Materi terakhir yang menarik perhatian adalah pembuatan rumah burung hantu. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya pengendalian hama tikus secara alami. Dengan menyediakan habitat bagi burung hantu, populasi tikus dapat ditekan tanpa menggunakan racun, sehingga ekosistem pertanian menjadi lebih seimbang.
Kepala Desa Pitu, Ibu Rasmiati, menyatakan harapannya agar ilmu yang didapat dari pelatihan ini dapat segera diterapkan oleh para petani. "Kami berharap dengan adanya pelatihan ini, petani di Desa Pitu bisa lebih mandiri, memanfaatkan sumber daya lokal, dan menghasilkan produk pertanian yang lebih sehat dan berkualitas. Ini adalah langkah kecil menuju pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan," ujarnya.
Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang acara, dengan banyak pertanyaan dan diskusi aktif yang terjadi. Diharapkan, ilmu yang dibagikan dalam pelatihan ini akan membawa dampak positif yang signifikan bagi kesejahteraan petani dan kemajuan sektor pertanian di Desa Pitu.